Pada awal tahun 2025, Los Angeles mengalami serangkaian kebakaran hutan yang menghancurkan, menyebabkan kerusakan signifikan dan evakuasi massal. Dimulai pada 7 Januari (Kebakaran Palisades) dan Kebakaran Eaton terjadi di wilayah Pasadena, lalu pada tanggal 22 Januari terjadi Kebakaran Hughes. Kebakaran ini telah membakar area hampir setara dengan Washington D.C., menyebabkan 28 korban jiwa, dan merusak atau menghancurkan lebih dari 16.000 bangunan. Menurut AccuWeather, kerugian ekonomi akibat kebakaran di Los Angeles dapat melampaui 250 miliar dolar AS (sekitar Rp4 kuadriliun). Diketahui, lebih dari 2 minggu setelah kejadian, api masih belum sepenuhnya di padamkan.
Selain di Los Angeles, pada bulan Januari 2025 terjadi 2 kebakaran besar di Jakarta yang mengakibatkan kerugian materi dan korban jiwa, diantaranya Kebakaran Glodok Plaza (15 Januari) yang mengakibatkan 14 orang meninggal dunia, Kebakaran Kemayoran (21 Januari) sekitar 543 rumah terbakar, dan lebih dari 1.700 jiwa dari 607 keluarga harus mengungsi.
Kebakaran menjadi salah satu isu lingkungan yang memiliki dampak luas terhadap kehidupan manusia. Selain merusak ekosistem, kebakaran juga imemengaruhi kualitas udara secara signifikan. Asap yang dihasilkan dari kebakaran mengandung partikel dan gas berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia seperti partikel halus (PM2.5), karbon monoksida (CO), ozon, dan partikel berbahaya lainnya terutama jika terpapar dalam jangka waktu yang lama. Seperti data dari Copernicus Atmospheric Monitoring Service (CAMS) melalui Global Fire Assimilation System (GFAS), berdasarkan skala kebakarannya, kebakaran Los Angeles telah melepaskan sejumlah besar karbon dan emisi polutan udara, dengan potensi dampak lingkungan dan risiko kesehatan
Total daya radiasi kebakaran harian Januari 2025 dalam warna merah, dibandingkan dengan rata-rata 2003-2024 (kiri) dan estimasi total emisi karbon bulanan Januari California dari 2003 hingga 2025 (kanan). Source: https://atmosphere.copernicus.eu/los-angeles-wildfires-and-air-quality-impact
Prakiraan CAMS pada hari-hari setelah 7 Januari menunjukkan peningkatan konsentrasi permukaan PM2,5—partikel halus dengan diameter rata-rata kurang dari 2,5 mikrometer—kedalaman optik aerosol (AOD), dan unsur atmosfer lainnya yang terkait dengan asap kebakaran di Los Angeles.
Peringatan aerosol CAMS untuk PM 2,5 permukaan di California selatan 11 Januari 2025
Partikel halus (PM2.5) yang berukuran sangat kecil dapat masuk ke saluran napas bahkan mencapai alveoli di paru-paru, tempat pertukaran oksigen terjadi. Paparan jangka panjang terhadap PM2.5 dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
PM2.5 juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia, serta memengaruhi kesehatan jantung dengan meningkatkan tekanan darah dan memperburuk kondisi penyakit kardiovaskular. Dalam jangka panjang, paparan PM2.5 dapat menyebabkan Kanker Paru-Paru.
Selain itu, asap kebakaran juga mengandung karbon monoksida (CO), gas beracun yang dapat mengurangi kapasitas darah untuk mengangkut oksigen, sehingga memicu gejala seperti sakit kepala, kelelahan, dan bahkan kehilangan kesadaran pada pajanan yang tinggi. Komponen lainnya, seperti ozon (O₃) dan senyawa organik volatil (VOC), dapat memicu iritasi saluran napas dan memperburuk kondisi penderita asma, sementara VOC seperti benzena dan formaldehida bersifat karsinogenik, meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang.
Zat-zat lain seperti nitrogen dioksida (NO₂) dan sulfur dioksida (SO₂) juga dapat ditemukan dalam asap kebakaran, yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan serta memperburuk kondisi kesehatan pada penderita penyakit pernapasan kronis. Dan masih banyak lagi potensi pajanan bahan berbahaya lainnya yang berasal dari bahan yang terbakar. Tentu kita tidak bisa mengabaikan potensi gangguan kesehatan akibat pajanan heat stress dan dampak psikologi dari kejadian kebakaran.
Dengan kandungan-kandungan berbahaya tersebut, asap kebakaran tidak hanya menjadi ancaman bagi lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak kesehatan yang serius, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi seperti menetapkan rute evakuasi dan zona aman bagi masyarakat, menghindari pajanan asap, menggunakan pelindung pernapasan, dan menggunakan alat pemurni udara (air purifier) jika diperlukan, sangat penting untuk melindungi kesehatan selama dan setelah kejadian kebakaran.